Arsip | Mei, 2011

Sepucuk surat cinta dari sang suami (Pengantar tuk buku istriku)

27 Mei

Dengan santai tiba-tiba ia datang dan berkata, “Sayang, ini naskah bukuku. Judulnya Wanita dan Pesonanya dalam Islam: Surat cinta tuk kaum wanita”. Kumohon dengan sangat agar kau membaca dan memberi sedikit catatan atas karya ini. Ya, semacam sepucuk surat cinta githu deh. Bisa kan suamiku?”

Tanpa panjang lebar, dengan nafas yang terengah-engah saya menjawab, “Mantap! Ini baru istri shalehah. Tahu hak dan kewajiban terhadap suami, tapi tahu juga fungsi dan peran terhadap kaum muslimin secara keseluruhan. Oke deh, aku akan mencoba tuk menunaikan tugasku ya sayang. Mohon sabar!” Baca lebih lanjut

Pelajaran Cinta

19 Mei

Memang tidak mudah. Sebab tidak karena kamu mencintai, lalu hendak memberi, atau kamu menebar pesona kematanganmu melalui itu, maka cintamu berbalas. Fakta itu mungkin pahit. Tapi begitulah adanya: kadang-kadang kamu harus belajar menepuk angin, bukan tangan lain yang melahirkan suara cinta.

Sebabnya sederhana saja. Cinta itu banyak macamnya. Ada cinta misi: cinta yang memang kita rencanakan sejak awal. Cinta ini lahir dari misi yang suci, didorong oleh emosi kebijakan dan didukung dengan kemampuan memberi. Misalnya cinta para Nabi kepada umatnya, atau guru kepada muridnya, atau pemimpin pada rakyatnya, atau ibu kepada anaknya. Jiwamu dan jiwa orang yang kamu cintai tidak mesti bersatu. Cinta ini sering tidak berbalas. Bahkan sering berkembang jadi permusuhan. Lihatlah bagaimana nabi-nabi itu dimusuhi umatnya, atau pemimpin yang baik dibunuh rakyatnya, atau guru yang dilupakan murid-muridnya. Baca lebih lanjut